Monday, April 7, 2008

Cuplikan Untuk Mahasiswa FT UNIMUS

Soal Quis Management Industri
1. Mengapa industri harus memanage atau mengelola limbahnya sebelum dibuang ke lingkungan
2. Sebutkan dan jelaskan kriteria bahan B3
3. Jika anda seorang manager apa yang anda lakukan jika industri milik anda ternyata tidak memiliki standart mutu ISO 9000
4. Selamat mengerjakan

Sunday, March 30, 2008

Entrepreneurship


Mahasiswa dituntut untuk mampu menghasilkan lapangan kerja baru baik yang sesuai dengan bidangnya maupun bidang lain yang bisa mengahasilkan income baik untuk dirinya pribadi, maupu orang lain. Untuk mempuk jiwa entrepreneurship ini Universitas Muhammadiyah Semarang mengadakan pelatihan kewirausahaan dengan mendatangkan para praktisi di bidang yang mendukung dan para pengusaha ternama seperti Hasan Toha Putra pemilik Toha Putra Group, Darwito pemilik Lia Galery, Najib, SE Bank Surya Barokah, dll. Kegiatan ini terlaksana berkat proposal yang disetujui oleh Dirjen Dikti senilai Rp. 14 juta. Lumayan sebagai ketua pelaksana tentunya saya sangat bersyukur kepada Allah SWT dan yang pasti dapat honor yang lumayan lho,...buat tambah uang saku anak-anak...

Green Product Campange


Menyaksikan pameran elektronik Chinese New Year Sale 2008 yang digelar di Atrium Java Supermall Kota Semarang belum lama ini, memang sungguh menarik dan mengasyikkan, bukan hanya sekedar untuk tontonan saja.. Berbagai macam produk elektronik dan home appliances terbaru dan mutakhir tersaji diberbagai outlet yang sudah barang tentu sangat memikat hati konsumen yang melihat langsung pameran tersebut, termasuk penulis. Model terbaru, kecanggihan dan berbabagi macam varian ditawarkan untuk memikat sekaligus merogoh kocek konsumen yang haus akan perkembangan teknologi bidang eketronik dewasa ini.


Dari kegiatan itu, ada satu hal yang menarik hati penulis untuk dicermati, bahwa pada pameran kali ini produsen juga menawarkan sekaligus mengkampayekan produk yang ramah terhadap lingkungan. Seluruh produk yang dipamerkan merupakan produk yang notabene hemat energi dan ramah lingkungan. Kebijakan dan pertimbangan produsen untuk mengeluarkan produk seperti diatas memang perlu mendapat dukungan dari semua pihak, mengingat pemanasan global (Global Warning) kini telah manjadi isu dunia. Sehingga mau tidak mau semua produsen harus mengikuti aturan main yang sudah disepakati dunia untuk mengurangi penyebab timbulnya pemanasan global yang salah satunya adalah dari berbagai macam penggunaan alat-alat elektronik.


Meski demikian, ternyata masih banyak konsumen dan masyarakat kota Semarang yang belum tahu arti penting dari produk ramah lingkungan. Sebagaian besar konsumen membeli produk tersebut dengan dasar kecanggihan teknologi dan harga yang bersaing saja. Masyarakat belum sampai kepada memahami pentingnya membeli suatu produk yang ramah lingkungan.


Lain halnya jika kita melihat konsumen di negara maju misalnya Uni Eropa, justru lebih cenderung memilih produk ramah lingkungan. Sehingga produk yang digemari maupun banyak dibeli oleh masyarakat disana adalah produk yang sudah mencantumkan ekolabel pada kemasannya. Menurut Direktur Program Uni Eropa-Indonesia Trade Support Programme (TSP) Ernawati S Taufiq, kesadaran masyarakat Uni Eropa terhadap produk yang ramah lingkungan sudah sangat tinggi. Setidaknya, 60 persen penduduk lebih memilih produk yang ramah lingkungan untuk dikonsumsi (dipakai). Setiap produk yang dipasarkan dibubuhi label yang menjelaskan produk yang dijual adalah produk yang ramah terhadap lingkungan, atau disebut ekolabel. Jelas dengan ecolabel ini nilai jual produknya bisa menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak. Bukan berarti harganya jualnya lebih mahal, tetapi minat masyarakat yang lebih tinggi untuk membeli produk tersebut.


Sudah seharusnya saat ini kita mulai mengkampanyekan penggunaan produk ramah lingkungan. Mengingat jumlah penduduk kota Semarang yang kini suadah mencapai 1,5 juta jiwa, jika 50 persen penduduk kota sudah menggunakan produk yang ramah lingkungan berarti masyarakat kota Semarang sudah membantu dalam upaya untuk mencegah terjadinya pemanasan global secara singnifikan.


Gerakan kembali ke alam untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik dan peduli terhadap lingkungan belakangan ini juga mulai banyak kita temui, walaupun dalam skala yang terbatas dan belum menjadi gerakan yang luas di kota Semarang.. Hal ini disebabkan belum banyaknya informasi yang mudah dimengerti dan mudah untuk diakses oleh masyarakat luas. Persoalan lingkungan menjadi persoalan yang terlalu rumit untuk dipikirkan dalam tataran kehidupan sehari-hari. Menurut penulis, perlu menarik pemahaman lingkungan yang serba rumit itu menjadi pemahaman yang lebih sederhana dan lebih mudah untuk difahami oleh semua orang. Kedekatan informasi lingkungan dengan pengalaman sehari-hari menjadi penting karena akan mampu menjadi cara pandang yang bisa dipakai setiap hari menjadi cara bertindak yang lebih peduli kepada lingkungan termasuk pemilihan pada penggunaan produk-produk yang ramah lingkungan.


Meski berbagai informasi lingkungan telah dilakukan oleh berbagai pihak termasuk Kementerian Lingkungan Hidup mengenai pentingnya penggunaan produk yang ramah lingkungan, tetap perlu gerakan Kampanye Produk Ramah Lingkungan di masyarakat. Kampanye dilakukan agar kesadaran baru makin muncul di masyarakat mengenai produk-produk yang lebih ramah lingkungan. Hal positif yang dapat kita ambil adalah lingkungan akan menjadi sangat bermakna di masyarakat ketika dia bersentuhan dengan kesehatan dan yang terpenting dengan pengalaman sehari-hari mereka.


Informasi mengenai produk-produk ramah lingkungan saat ini menjadi moment yang sangat tepat bagi masyarakat kota Semarang, setelah berbagai bencana seperti perubahan iklim yang menyebabkan perubahan pola tanan, peningkatan suhu ( temperatur udara ) kota Semarang, ternadinya air pasang (rob yang makin menggila) dan banjir serta curah hujan yang sangat tinggi secara mendadak adalah merupakan gejala alam yang disebabkan oleh dampak dari pemanasan global.


Mengingat saat ini masih belum banyak informasi yang mudah diakses oleh masyarakat, maka gerakan kampanye menjadi salah satu solusi yang dapat dilakukan sekaligus diandalkan untuk mempopulerkan penggunaan produk-produk yang ramah terhadap lingkungan. Gerakan kampanye ini harus dilakukan oleh semua pihak baik pemerintah, swasta mapun kalangan terdidik seperti perguruan tinggi. Pemerintah perlu segara membuat regulasi yang mengatur penggunaan produk ramah lingkungan. Disamping itu pemerintah perlu memberikan reward/penghargaan kepada produsen yang menjual produk ramah lingkungan.


Pembuatan media kampanye untuk promosi seperti spanduk-spanduk dan brosur atau leaflet tentang pentingnya melilih dan menggunakan produk ramah lingkungan perlu dipasang dan disebar diberbagai tempat yang strategis secara kontinue. Jangan sekedar asal pasang dan sebar saat perayaan hari lingkungan hidup atau hari bumi saja, yang sudah sering kita lihat bersama. Mengingat dana pemerintah juga terbatas, maka peran serta swasta dalam hal ini kalangan produsen dan LSM serta Ormas yang ada, harus turut serta mensuport gerakan kampanye produk ramah lingkungan, tentunya dengan dukungan simulus dana untuk gerakan kampanye tersebut.


Bagi perguruan tinggi perlu memberikan sosialisasi yang rutin dan gencar baik lewat kegiatan seminar, lokakarya dan diskusi-diskusi yang digelar dikampus maupun diluar kampus, bukan sekedar dalam tataran wacana-wacana saja, tetapi lebih kepada kegiatan kongkrit dimasyarakat yang mampu memebrikan pemahaman baru bahwa produk ramah lingkungan menjadi produk yang utama untuk di konsumsi masyarakat dewasa ini. Semoga saja....